Sabtu, 30 November 2019

Penuntun Prkatikum Mikrobiologi Peternakan

Berbagai alat/peralatan serta mikroskop sangat penting diketahui sebelum melakukan kegiatan pengamatan di laboratorium mikrobiologi. Masing-masing alat mempunyai fungsi tersendiri seperti: 1. Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube) Di laboratorium mikrobiologi, tabung reaksi berfungsi sebagai wadah pengenceran, menumbuhkan mikroba dan untuk uji-uji biokimiawi. Tabung reaksi dapat ditutup dengan kapas, metal, plastik atau aluminium foil. Tabung reaksi dapat diisi dengan media padat, semi padat dan cair. Tabung reaksi yang diisi media padat dapat diatur menurut fungsinya dalam dua bentuk, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Agar miring dibuat dengan memperhatikan kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar serta jarak media tidak terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Media yang diisi pada tabung reaksi berkisar +1/3 bagian dari tabung.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/69262

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Pakan (1)



Fermentasi adalah perubahan secara grandual oleh beberapa enzim yang dihasilkan mikroorganisme (bakteri, jamur/fungi dan khamir/yeast). Sebagai contoh perubahan kimiawi selama proses fermentasi seperti dekomposisi pati dan gula menjadi alkohol dan karbohidrat, oksidasi senyawa nitrogen organik serta pengasaman susu. Dalam pelaksanaannya proses dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: mikroba, bahan dasar dan sifat-sifat proses. Mikroba yang digunakan hendaknya dalam kondisi murni, unggul, stabil dan bukan pathogen. Bahan dasar untuk fermentasi dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan ataupun limbah industri dengan syarat mudah didapat, tersedia secara kontiniu, harga murah dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Sedangkan sifat-sifat proses yang perlu diperhatikan harus sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan mikrobia di dalam melakukan metabolismenya. Kondisi tersebut bias aerob atau anaerob, dengan medium cair atau padat.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/69264/fulltext.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Minggu, 24 November 2019

Sinergisme Fungi Selulolitik Berbasis Limbah Jagung Sebagai Bioaktivator Pakan Berserat Diterima Disetujui Diterbitkan Abstrak: Synergisme of Corn-Based Cellulolytic Fungi as Fiber Feed Bioactivators





Fahri Husaini Nasution1), Yunilas1*), Tri Hesti Wahyuni1)
1)Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155yunilas11@yahoo.co.id

: 03 Februari 2019 : 25 Agustus 2019 : 31 Agustus 2019

page1image9616
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah menguji kemampuan sinergisme fungi selulolitik asal limbah jagung untuk dikonsorsiumkan sebagai bioaktivator pakan berserat. Isolate fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan merupakan hasil isolasi dari limbah tanaman jagung yaitu isolate JB (Aspergillus sp.), JC (Fusarium sp.), JD (Aspergillus sp), JE (Rizoctonia sp.). Parameter yang diamati adalah sinergisme fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan pada medium padat, pola interaksi antara fungi yang dikonsorsiumkan pada medium padat dan sinergisme fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan pada medium cair (cocktail inokulum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari konsorsium isolate fungi selulolitik diperoleh 5 pasangan isolat fungi selulolitik yang dapat bersinergi dan 1 pasangan tidak dapat bersinergi. Pola pertumbuhan yang terbentuk bersifat Mutual Intermingling (pasangan isolate JB vs JC dan JB vs JD), Partial Intermingling (pasangan isolate JB vs JE; JC vs JD; dan JD vs JE); dan Inhibition at touching point (pasangan isolate JC vs JE). Sinergisme fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan pada medium cair (cocktail inokulum) menunjukkan tingkat pertumbuhan yang berfluktuatif seiring bertambahnya waktu fermentasi. Kesimpulan: dari 5 pasangan isolat fungi selulolitik yang dikonsorsiumkan diperoleh 1 pasang isolate yang tidak dapat bersinergis, dan sinegisme antara fungi membentuk pola interaksi yang bervariatif. Pertumbuhan fungi selulolitik pada medium cair berfluktuatif dan menunjukkan tingkat pertumbuhan optimum pada hari ke-3.
Kata Kunci: fungi selulolitik, limbah jagung, sinergisme

Abstract: The purpose of this study was to test the synergistic ability of cellulolytic fungi originating from corn waste to be sponsored as fibrous feed bioactivators. The cellulolytic fungi isolated were the result of isolation from corn waste, namely JB (Aspergillus sp.), JC (Fusarium sp.), JD (Aspergillus sp), JE (Rhizoctonia sp.) Isolates. The parameters observed were the synergism of the cellulolytic fungi that were sponsored on solid medium, the interaction pattern between the fungi that were consorted on solid medium and the synergism of the cellulolytic fungi which were consorted in the cocktail inoculum. The results showed that from a consortium of cellulolytic fungi isolates 5 pairs of cellulolytic fungi isolates that could synergize and 1 pair could not work together. The growth patterns formed are Mutual Intermingling (pairs of JB vs JC and JB vs JD isolates), Partial Intermingling (pairs of JB vs JE isolates; JC vs JD; and JD vs. JE); and Inhibition on touching points (pairs isolates JC vs JE). The synergism of the cellulolytic fungus, which was contorted in the cocktail inoculum, showed fluctuating growth rates with increasing fermentation time. Conclusion: from 5 pairs of consolatory cellulolytic fungi isolates obtained 1 pair of isolates who could not synergize, and synergy between fungi formed a pattern of varied interactions. The growth of cellulolytic fungi on liquid medium fluctuated and showed the optimum growth rate on day 3.: synergism, cellulolytic fungi, waste corn.
Keywords: cellulolytic fungi, corn waste, synergism.


Silase Komplit Pelepah Kelapa Sawit dan Indigofera sp. dengan Probiotik MOIYL Terhadap Performa Sapi PO Complete Silage of Oil Palm Fronds and Indigofera sp. with MOIYL Probiotics on the Performance of Ongole Breeds


Abstrak:
Mulya Fauzia1, Yunilas1, dan Iskandar Sembiring1
1Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155yunilas11@yahoo.co.id
: 02 Februari 2019 : 20 Februari 2019 : 22 Februari 2019
page1image9984
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh silase komplit pelepah kelapa sawit dan Indigofera sp. menggunakan probiotik MOIYL (mikroorganisme indigenous YL) terhadap performa Sapi Peranakan Ongole. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), 4 perlakuan dengan 2 ulangan. Perlakuan meliputi P1= 20% Silase Komplit dengan probiotik MOIYL + 80% Konsentrat, P2= 40% Silase Komplit dengan probiotik MOIYL + 60% Konsentrat, P3= 60% Silase Komplit dengan probiotik MOIYL + 40% Konsentrat, P4= 80% Silase Komplit dengan probiotik MOIYL + 20% Konsentrat. Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian silase komplit berbasis pelepah kepala sawit dan Indigofera sp. menggunakan probiotik MOIYL memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum. Silase komplit berbasis pelepah kelapa sawit dan Indigofera sp. menggunakan probiotik MOIYL dapat meningkatkan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan menurunkan konversi ransum. Penggunaan silase komplit yang semakin tinggi dapat menurunkan penggunaan bahan pakan konsentrat seperti dedak padi, bungkil kedelai dan bungkil inti sawit, yang berpengaruh terhadap efisiensi ransum.
Kata Kunci: Performa, Probiotik MOIYL, Silase komplit.

Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of complete silage of oil palm fronds and Indigofera sp. using probiotics MOIYL (microorganisms of indigenous YL) on the performance of Ongole Breeds. The research method used a completely randomized design (CRD), 4 treatments with 2 replications. Treatment includes P1 = 20% Silase Complete with probiotics MOIYL + 80% Concentrate, P2 = 40% Silase Complete with probiotics MOIYL + 60% Concentrate, P3 = 60% Silage Complete with probiotics MOIYL + 40% Concentrate, P4 = 80% Complete Silage with probiotics MOIYL + 20% Concentrate. The parameters observed were ration consumption, body weight gain, and ration conversion. The results of the study showed that the supply of complete oil palm head midrib silage and Indigofera sp. using probiotics MOIYL had a very significant effect (P <0.01) on feed consumption, body weight gain, and feed conversion. Complete palm oil-based silage and Indigofera sp. using probiotics MOIYL can increase feed consumption, increase body weight and reduce feed conversion. The higher use of complete silage can reduce the use of concentrated feed ingredients such as rice bran, soybean meal, and palm kernel cake, which influence feed efficiency.
Keywords: Complete silage, Performance, Probiotic MOIYL.

http://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JLAH/article/view/47