Minggu, 26 Juli 2009

CLOSED HOUSE DI DAERAH TROPIS

Iklim tropis seperti di Indonesia memiliki tingkat kelembaban yang tinggi memunclkan varian modifikasi closed house. Temperatur dan kelembaban di daerah tropis karakternya berlawanan. Kalau dibuat grapiknya akan membuat kurva yang berkebalikan. Dari pagi sampai sore, temperatur akan membuat kurva dengan puncak pada siang hari, sementara kelembaban, dalam kurun waktu yang sama, akan membuat kurva dengan lembah (kelembababan rendah) pada siang hari. Dalam prakteknya, kipas dan cooling system dihidupkan diaat-saat kritis saja.

Sistem closed house pada awalnya diterapkan di daerah yang memiliki empat musim (sub tropis). Tapi pada daerah tropis yang memiliki dua musim, dari sejumlah penelitian dan pengalaman, penerapan sistem closed house juga memberi pengaruh yang efektif dalam mengatur kondisi lingkungan yang dibutuhkan ayam.

Tipe ventilasi yang cocok untuk iklim tropis adalah sistem tunnel. Sistem ini mengabdosi aliran udara di terowongan (tunnel) dimana udara dihisap dari satu ujung sehingga masuk dari ujung lainnya. Cara ini memungkinkan exchange rate rendah, maksudnya pertukaran udara terjadi sangat cepat dan kecepatan angin dalam terowongan dapat dirancang agar tercipta chiling effect (efek sejuk) yang optimum untuk ayam.
Sistem ventilasi pada closed house di iklim tropis harus mampu menghasilkan pergantian udara segar yang cepat, chiling effect dan coolling effect – kalau chiling effect tidak bisa mencapai iklim yang diinginkan. Disamping itu saat membangun kandang tertutup sebaiknya mulai memperhatikan masalah atap. Ini penting, untuk iklim tropis seperti di Indonesia karena atap adalah pelindung pertama dari terik matahari, penggunaan atap asal-asalan membuat iklim ideal yang diharapkan tidak tercapai. Biasanya udara panas mengenai atap mencapai 60 0C. Panas setinggi ini harus dipantulkan kembali agar tidak menganggu ayam. Untuk itu diperlukan materi pelapis, biasa disebut insulation yang mampu menolak sebagian besar panas.


Atap yang semakin efektif memantulkan panas akan memberi hasil yang signifikan menurunkan tingkat kematian dan menghemat energi akibat penggunaan kipas dan cooling system. Salah satu jenis logam yang menekan fluktuasi suhu udara akibat panas sinar matahari adalah aluminium. Sehingga penggunaan atap berbahan dari aluminium sangat cocok diterapkan di daerah tropis.


Penggunaan material logam aluminium oleh sejumlah perusahaan penyedia peralatan closed house juga divariasikan dengan bahan lain seperti buble dan plastik. Secara umum bahan aluminium dan buble biasanya digunakan untuk breeding farm sedangkan aluminium plus plastik untuk komersial farm.

Selain berfungsi memantukan panas, lapisan ini efektif menyimpan energi panas. Ebagaimana diketahui di daerah tropis, gap temperatur udara pada malam dan siang hari cukup jauh. Dengan memasang bahan lain maka energi panas matahari akan tersimpan baik sekaligus sebagai balancing suhu.
sumber acuan: majalah Poultry Indonesia