oleh: Yunilas, Roeswandy dan Deni Setiawan Ginting (Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 4 No 2. Agustus 2008)
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pemanfaatan tepung umbut sawit dalam ransum terhadap bobot hidup, bobot karkas dan persentase karkas ayam pedaging umur 8 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Setiap ulangan menggunakan lima ekor ayam. Perlakuannya adalah U0 = tanpa pemberian umbut kelapa sawit, U1 = 5 % tempung umbut kelapa sawit, U2 = 10 % tempung umbut kelapa sawit, U3 = 15 % tempung umbut kelapa sawit, U4 = 20 % tempung umbut kelapa sawit. Parameter yang diamati adalah bobot hidup, bobot karkas, persentase karkas dan income over feed cost (IOFC) ayam pedaging umur 8 minggu. Hasil penelitian menunjukkan rataan bobot hidup tertinggi terdapat pada perlakuan U2 sebesar 2100,83 g/ekor dan terendah pada perlakuan U4 2032,50 g/ekor. Rataan bobot karkas tertinggi terdapat pada perlakuan U2 sebesar 1523,33 g/ekor dan terendah pada perlakuan U4 sebesar 1415,00 g/ekor. Rataan persentase karkas tertinggi terdapat pada perlakuan U2 sebesar 72,56 % dan terendah pada perlakuan U4 sebesar 69,67 %. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemanfaatkan umbut sawit dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot hidup, bobot karkas dan persentase karkas ayam pedaging umur 8 minggu, sedangkan nilai IOFC tertinggi diperoleh pada pemberian 10% tepung umbut kelapa sawit (perlakuan U2). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah umbut sawit dapat diberikan dalam ransum ayam pedaging sampai level 20 %. Pemberian umbut sawit pada level 10% dalam ransum memberi hasil yang terbaik dengan IOFC tertinggi.